Posts

Menjadi Manusia Ekaristis

Image
  Renungan Harian Katolik Sabtu, 13 Februari 2021 Renungan Atas Perikop Injil Markus 8: 1-10   Fr. Giovanni A. L Arum Calon Imam Keuskupan Agung Kupang Berdomisili di Centrum Keuskupan Agung Kupang               Kisah Yesus yang memberi makan ribuan orang adalah kisah mukjizat yang sangat terkenal dalam Kitab Suci. Namun, apakah kita tahu bahwa dalam Injil Markus sendiri ada dua versi kisah mukjizat penggandan roti ini? Kisah pertama kita temukan pada perikop Mrk. 6:30 -44, yakni kisah Yesus memberi makan lima ribu orang, sementara kisah kedua kita temukan pada perikop Mrk. 8:1-10, yakni kisah Yesus memberi makan empat ribu orang. Bagaimana kita memaknai perbedaannya? Dan untuk kisah penggandaan roti yang kedua ini, apakah maknanya bagi kita?             Dalam kisah pertama, nuansa keyahudian sangat kental. Dari segi angka (numerologi) misalnya. Jumlah roti yang ada pada para murid adalah 5 roti dan 2 ikan. 5 adalah angka yang menunjuk pada Taurat yang terdiri atas 5

Spiritualitas Anak Bungsu

Image
 Renungan Harian Selasa, 15 Desember 2020 Fr. Giovanni A. L Arum Ø                  Bacaan Injil yang kita renungkan ini adalah bacaan khas Injil Matius. Sasarannya adalah jemaat Kristen yang berlatar Yahudi. Dua anak dalam perumpamaan ini secara jelas menggambarkan bahwa “anak pertama” (identik dengan orang Yahudi) belum tentu taat dan diselamatkan. Sedangkan “anak kedua” yang sering dianggap sebagai pendosa (jemaat Kristen dan orang - orang berdosa yang bertobat) justru merekalah yang mewarisi Kerajaan Sorga. Ø             Kita belajar dari 3 tokoh dalam Kitab Suci. Tokoh Pertama adalah “Sang Ayah”. Jelas tokoh ini menjadi gambaran Allah yang mencintai semua anaknya tanpa diskriminasi. Buktinya perintah Sang Ayah untuk SI Sulung dan Si Bungsu sama persis. Kalau kita menyadari konsep keluarga Yahudi, kita akan sadar bahwa Sang Ayah tidak pernah memaksa kedua anaknya bekerja sebagai budak. Mereka bekerja sebagai anak di kebun anggur Sang Bapa. Artinya, mereka bekerja untuk masa depa

Spiritualitas Yohanes Pembaptis

Image
Minggu, 6 Desember 2020 Renungan Atas Perikop Injil Markus 1: 1-8   Fr. Giovanni A. L Arum Calon Imam Keuskupan Agung Kupang Berdomisili di Centrum Keuskupan Agung Kupang                         Lilin kedua Adventus telah kita nyalakan. Kita bergerak perlahan menuju hari raya Natal. Sebagai seorang beriman, apa yang telah kita persiapkan dalam hari -hari Adventus ini? Apakah kita membiarkan segalanya berjalan “biasa-biasa saja”, tanpa ada yang membekas dan memberi makna bagi hidup kita? Lilin kedua Adventus disebut juga lilin iman ( the candle of faith ). Apakah lilin iman kita telah berpendar dalam kehidupan kita? Bacaan hari ini akan menghantar kita untuk menyalakan (kembali) lilin iman kita dengan belajar dari spiritualitas Yohanes Pembaptis.             Markus membuka kisah Injilnya dengan menampilkan sosok penting yang menghubungkan “Perjanjian Lama” dan “Perjanjian Baru”, yakni: Yohanes Pembaptis. Ialah nabi “abang batas”, yakni deret akhir dari barisan para nabi ya

Compassio Christi

Image
Sabtu, 5 Desember 2020 Renungan Atas Perikop Injil Matius 9: 35 - 10:1. 6-8   Fr. Giovanni A. L Arum Calon Imam Keuskupan Agung Kupang Berdomisili di Centrum Keuskupan Agung Kupang               Dalam kisah -kisah Injil Suci, ada satu ungkapan yang sangat kuat menunjukkan cinta Yesus kepada manusia, yakni: “tergerak hati oleh belas kasihan”. Ungkapan ini diterjemahkan dari kata Yunani “ splagchnizomai ”, yang berarti “merasa tergerak dalam batin atau merasa berbelaskasih”. Dalam istilah Latin, kata ini dipadankan dengan kata “ comppasio ”, yang tidak hanya berarti berbelas kasih, tetapi juga “turut menderita atau merasakan penderitaan” ( cum-passio ) orang lain.             Yesus menunjukkan cinta-Nya kepada umat manusia dengan “turut merasakan penderitaan” ( compassio ) mereka. Dalam Perikop Injil hari ini pun, Yesus menunjukkan hal yang sama. Ketika Ia berkeliling dan mengajar ke semua kota dan desa sembari mewartakan Kerajaan Allah dan melakukan banyak mukjizat sehin

Berjaga-jagalah Sambil Berdoa!

Image
Sabtu, 28 November 2020 Renungan Atas Perikop Injil Lukas 21: 34 -36   Fr. Giovanni A. L Arum Calon Imam Keuskupan Agung Kupang Berdomisili di Centrum Keuskupan Agung Kupang                Spiritualitas “berjaga -jaga” adalah spiritualitas khas Kristiani. Setelah Yesus bangkit dan naik ke surga, Ia menjanjikan adanya Roh Penghibur ( parakletos ) yang akan mendampingi dan menguatkan seluruh umat manusia sampai kedatangan-Nya kembali untuk menghakimi dunia dengan adil ( parousia ). Dalam masa penantian ini, umat Kristiani tidak boleh “terlelap” dalam permainan dunia. Mereka harus masuk dalam mode iman yang aktif dan “berjaga-jaga”, sebab “Hari Tuhan akan datang secara tiba-tiba seperti pencuri di malam hari.” (Bdk. 1 Tes. 5:2). Dalam bahasa Injil hari ini diungkapkan: “Supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.” (Ay. 34).             Perikop Injil yang kita renungkan hari ini mengangkat tema yang sama perihal berjaga-jaga. Namun, Luk

Berhala VS Ber-Allah

Image
  Sabtu, 7 November 2020 Renungan Atas Perikop Injil Lukas 16: 9 -15     “ Nemo servus potest duobus dominis servire: aut enim unum odiet, et alterum diligent: aut uni adhaerebit, et alterum contemnet: non potestis Deo servire, et mammonae ; seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Luk. 16:13)         Siapa dapat menyangkal bahwa dalam hidup ini kita membutuhkan uang? Hampir seluruh kebutuhan hidup di dunia ini diperoleh melalui jasa alat tukar yang mendunia ini. Uang berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia demi menyejahterakan hidupnya. Namun, apa sebenarnya fungsi uang bagi manusia dalam hubungannya dengan iman? Bagaimana orang beriman memposisikan uang dan harta miliknya dalam menghayati imannya di dunia ini?            Perikop Injil yang akan kita renun

Bertobat dan Berbuah

Image
Sabtu, 24 Oktober 2020 Renungan Atas Perikop Injil Lukas 13: 1 -9   Fr. Giovanni A. L Arum Calon Imam Keuskupan Agung Kupang Berdomisili di Centrum Keuskupan Agung Kupang               “ At ille respondens, dici illi: Domine dimitte illam et hoc anno, usque dum fodiam circa illam, et mittam stercora: et siquidem fecerit fructum: sin autem, in futurum succides eam; Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!” (Luk. 13: 8 -9).             Ada satu pepatah Latin dari Lucius Seneca (4-5 SM) yang seringkali dikutip untuk mengatakan bahwa sebagai makhluk yang terbatas, manusia pasti pernah jatuh dalam kesalahan. Pepatah itu berbunyi: “ errare humanum est ; berbuat salah itu manusiawi”. Terkadang, pepatah ini dikutip hanya untuk membiarkan atau malah memaklumi kesalahan orang lain. Atau yang buruk, orang menyembunyikan kesalahannya d