Hari Raya Kenaikan: Peristiwa Cahaya yang Menerangi Harapan Gereja Fr. Giovanni A. L Arum Alumnus Fakultas Filsafat UNWIRA Calon Imam Keuskupan Agung Kupang Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus; Sebuah Peristiwa Cahaya Empat puluh hari setelah Hari Raya Paskah, Gereja universal merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus. Peristiwa Kenaikan Yesus ke surga adalah peristiwa iman penting bagi Gereja. Dalam Credo Nicea-Konstantinopel, Gereja menyatakan imannya: “ Et resurexit tertia die, secundum Scripturas. Et ascendit in caelum: sedet ad dexteram Patris ; Dan pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci, Ia naik ke surga duduk di sebelah kanan Allah Bapa”. Peristiwa Kenaikan Yesus ke surga dalah peristiwa kairos bagi seluruh umat manusia. Dalam Injil Luk. 24:50-53 dinyatakan dengan jelas bahwa sesudah Yesus membawa para murid ke Betania dan memberkati mereka, Yesus naik ke surga. Dalam Mrk. 16:19 dikatakan “Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada m
Posts
Showing posts from May, 2020
- Get link
- Other Apps
Menjahit Kembali yang Putus dan Terbelah Refleksi atas Pesan Paus Fransiskus pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia Ke - 54 Fr. Giovanni A. L Arum Alumnus Fakultas Filsafat UNWIRA Kupang Calon Imam Keuskupan Agung Kupang Pada setiap Minggu Paskah VI, Gereja Katolik sejagat merayakan Hari Komunikasi Sosial Sedunia. Perayaan Hari Komunikasi Sosial secara anual ini tercantum dalam Dekrit tentang Upaya-Upaya Komunikasi Sosial “ Inter Mirifica ” art. 18 yang mengatakan bahwa “supaya kerasulan Gereja yang bermacam-macam di bidang upaya-upaya komunikasi sosial makin dimantapkan secara efektif, hendaknya di semua keuskupan, atas kebijakan para Uskup, setiap tahun dirayakan hari komunikasi sosial.” Gereja menyadari bahwa upaya komunikasi sosial yang positif dalam terang Roh Kudus menjadi hal yang urgen bagi kebaikan hidup bersama ( bonum commune ). Pada tahun ini, Paus Fransiskus mengangkat tema tentang “Hidup menjadi Cerita”. Tema ini diangkat dari narasi K
- Get link
- Other Apps
IMAJI BIBLIKAL SEBAGAI PENGHAYATAN IMAN PERSONAL DALAM PUISI-PUISI MARIO F. LAWI DAN RELEVANSINYA BAGI PEWARTAAN MELALUI KARYA SASTRA Giovanni A. L Arum I. Pendahuluan Dalam ringkasannya tentang pengajaran Kristiani, De Principiis , Origenes dari Alexandria mengatakan bahwa “ the task of the person seeking God is to place oneself within the biblical text and to write its inner meaning upon the soul. ” [1] Bagi Origenes, itenerarium mentis in Deum [2] (petualangan jiwa menuju Allah) ditempuh melalui kegiatan membaca, meditasi dan kontemplasi makna terdalam dari Kitab Suci. [3] Dengan demikian, bagi umat Kristiani, perjumpaan kontemplatif dengan Allah selalu bersumber dari kedekatan personal dengan Sabda Allah dalam Kitab Suci. Sebagai Wahyu Ilahi yang tertulis, Kitab Suci tentu menjadi sumber yang memancarkan nilai - nilai transendental yang bersifat Ilahi, seperti: kebenaran ( verum ), kebaikan ( bonum ) dan keindahan ( pulchrum ). Dalam konteks form